Kamis, 02 Juni 2011

MAAF

Maaf ya teman teman belum ada postingan terbaru buat bulan Juni ini karena masih sibuk kuliah #eaaaaak. pantengn blog ini karena sewaktu-waktu bakal masuk postingan yang luar biasa hahahahahaha. okay. sekian

Jumat, 20 Mei 2011

Flaster VS Cluster


Selasa 2 Maret 2009
Belajar bahasa Jerman harusnya mengasikan, tapi terkadang guru yang ngajar kurang komunikatif, sehingga menyebabkan kejenuhan dan pergeseran otak si murid. Hari itu si guru kalau bahasa Jerman menyebutkannya Frau. Frau menjelaskan tentang kehidupan di Jerman, yang notabene dia pernah tinggal di Jerman (bentar ajanya). Frau menjelaskan panjang lebar tentang kehidupan masyarakatnya sampe tentang sistem rumahnya.
Frau : Rumah – rumah di Jerman mempunyai sistem keamanan yang berbeda dengan di Indonesia.
Ayuk + Pelin    : ya jelaslah.
Frau : Hemm, ada nama sistemnya (sambil mikir). Oh ya sistem Flaster
Ayuk : (dengan kondisi otak yang sudah bergeser) Flaster itu pulpen frau!
Pelin : Apalah kau yuk! Kayaknya Cluster lah!
Ayuk : oh jadi merek pulpennya Cluster bukan Flaster ya? (muka polos tak berdosa)
Pelin : (menatap nanar) , suka mu lah yuk, udah sama kau gilanya sama si Frau
Ayuk : oh gitu ya? (masih gak sadar dikatain gila)
Pelin : pasrah sama keadaan.
Si Frau pun melanjutkan penjelasannya tentang sistem keamanan yang sebenarnya namanya “Cluster” bukan “flaster” apalagi “Faster”(tiiiit disensor)
Frau : Jadi sistem ini tergolong aneh, kalau kunci rumah kita hilang, kita tidak bisa masuk ke rumah. Karena kita tidak bisa mendobrak atau apalah namanya cara untuk masuk.
Ayuk : oooh, jadi terkurung di luar lah ya Frau
Frau : iyalah klen terkurung di luar (Muka Percaya Diri tingkat tinggi)
Pelin : apanya Frau ini, terkurung kok di luar?
Frau : iyalah jadi apa? (masih dengan muka PD tingkat dewa) Ck,, haduuh siapa lah yang bodoh sekarang.
Pelin dan yang lain  : hanya bisa geleng – geleng kepala mendengar statement dri si Frau.


Kemandulan faktor keturunan?!?!?!


Masih Di hari Selasa 10 Maret 2009.
Setelah waktu istirahat di jam pelajaran terakhir kami belajar mata pelajaran biologi. Secara kami yang sudah duduk di kelas 3 SMA harus mempersiapkan diri untuk UAN dan SNMPTN (dulunya UMPTN lalu SPMB). Jadi karena hal tersebut guru kami pun memberi buku soal pelatihan yang setiap harinya harus dikerjakan dan akan dibahas di pertemuan  pertemuan berikutnya. Hari ini giliran kami mengerjakan soal tersebut. Sepasang siswi nampak sedang asik mengerjakan soal tersebut sambil terkadang berdiskusi sebut saja mereka Ayuk dan Pelin (memang nama asli sih) .
Ayuk : Lin, faktor genetik itu faktor keturunan kan? (sambil terus melihat-lihat soal)
Pelin : iyaaaa! (tak acuh mendengar pertanyaan polos dari si ayuk)
Ayuk : oooh aku tau sekarang jawabannya, sambil mencoret kertas jawaban.
Pelin : yang mana sih?
Ayuk : ini loh lin, soal nomor 38. Tentang penyakit yang menurun.
Pelin : terus? (Masih mencari soal yang dibahas si ayuk)
Ayuk : disini pilihannya ada kemandulan. Jadi kalau mamanya mandul anaknya juga mandul lah ya lin. (PD sama jawabannya)
Pelin :Bodoh kali lah kau! Kalau emaknya mandul berarti dia gak punya anak lah!!!!
Ayuk : oh iyaa yaya hahahahaha
Palin : *gubrak!

KePDan si ayuk membawa bencana


Selasa 10 Maret 2009
Selasa pagi tanggal 10,kami menerima pelajaran fisika oleh pak SR (kita singkat saja namanya). Sudah biasa kalau pas pelajaran itu, suasana kelas rame, serasa di pasar . Sebelum pelajaran dimulai si ayuk (murid kelas itu juga) mengantar absensi kelas ke kantor tata usaha. Ketika si ayuk gak ada di tempat ternyata bapak itu langsung memulai peajaran dan menyuruh salah seorang muridnya bernama Eva untuk membaca bahan pelajaran yang akan di bahas. Ketika si eva baca bahan tersebut dengan suara keras si ayuk pun memasuki kelas. Dengan PD nya si ayuk yang dduk 2 baris di depan Eva merasa terganggu dengan suara berisik di kelas ditambah suara Eva yang sedang membaca.
Ayuk       : woiii, epaaaa! Diam kau, recok kali pun!
Evelin     : wooi ayuk! Dia itu lagi disuruh baca sama Pak SR
Ayuk       : oh iyayaya? Hahahahaha (muka polos merasa tak bersalah)

TOEFL = TELEPON derita kuping budekTOEFL = TELEPON derita kuping budek


Senin 2 Maret 2009
Hari itu kami belajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Guru bahasa inggris kami masih muda,perempuan dan orangnya juga santai. Jadi di sela – sela pelajaran saat kami sudah merasa jenuh, dia bisa baca situasi . Diubahnya pelajaran itu jadi cerita ttg kehidupan rumah tangga dia yang baru seumur jagung. Ceritanya mereka mau bayar tagihan telepon, guru kami itu kaget karena tagihan teleponnya itu mencapai 400 ribu . Di sela – sela perbincangan itu, si chika yang dari tadi sibuk ngobrol tiba – tiba mau ikut nimbrung :
Chika : yuk, yuk (dia nanya sama si ayuk) knp sih? Cerita apa klen?
Ayuk : Pak Eben chik, bayar uang telepon
Chika : knp ? knp? (rada budek emang anak ini jadi maklum nanya berulang kali)
Ayuk : Pak Eben chikaaaaa, bayar uang telepon 400 ribu (udah marah nih ceritanya)
Chika : hah? Apa? Pak Eben nilai TOEFLnya 400? Hebat kali ya (muka heran)
Ayuk : *gubrak! PAK EBEN BAYAR UANG TELEPON 400 RIBU CHIKA !
Chika : ooohhh, hehehe (tertawa meringis)

Rabu, 04 Mei 2011

Tupai = Keong

Kamis, 30 April 2009
Hari itu hari belajar seperti biasa yang di dalamnya juga terdapat bqanyak kebodohan , kebodohan bukan berarti IQnya dibawah rata- rata tapi kesilapan dalam berbicara ataupun dalam mengungapkan sesuatu. Ini dialami oleh semua orang tak memandang bulu, baik yang punya bulu ataupun gak. Hal - hal seperti ini yang menjadi ciri khas persahabatan kami waktu itu.
Hari Kamis, jadwalnya Kami untuk praktikum di Laboratorium Kimia, seperti biasa kami sudah ditentukan membawa barang - barang yang akan diuji cobakan. Setelah kami berkumpul di lab, terjadi perbincangan kecil diantara kami sebelum memulai praktikum.
Waktu itu , aku, evelin, chika dan Eric ngomong-ngomong soal Tupai yang ada di pohon depan rumah Eric,
Evelin : yuk, kata Eric di depan rumah dia banyak tupai loh! tapi kalau lagi hujan tupainya gak ada.
Ayu : iya lin. tupainya itu lucu lucu loh miirip hamster
ditengah percakapan ini, tiba - tiba si Chika yang sedang asik dengan bahannya ikutan nimbrung
Chika : tupai mirip hamster?
ayu daqn evelin : iya looh chik!
Chika : sejak kapan lah tupai punya bulu?
ayu dan evelin saling menatap kebingungan dengan pernyataan Chika barusan.
Ayu : jadi maksudmu chik?
Chika : iyalah tupai kan keong.
yang lain : lohhh?

maksud hati bilang MUKENA eh yang diucap SAKINA

Kamis, 12 Februari 2009
Aku, Chika, Mbak Ifa, Rudang jalan berempat turun dari tangga sekolah bermaksud untuk pergi ke tempat bimbel bareng , namanya anak - anak SMA yang mau ujian jadi lagi rajin - rajinnya les. Terus sebelum keluar  gerbang sekolah, kami berhenti bentar di tempat "nyantai" sekolah persis di dekat piket, mau nunggu si loik. Sambil cerita - cerita ini itu tiba - tiba ada satu plot percakapan kami yang menggelitik :
Chika : wei, sekarang si loik udaah taubat ya.
Kami : ho oh.
Chika : iya udah bawa-bawa Sakinah dia kemana - mana
Kami : (bingung)
Chika : dengan muka polos menatap loik
Kami : menyadari, kemudian BUKAN SAKINAH BODOH TAPI MUKENAH.
Semua : HAHAHAHHAHAHAHAHAHA